Metode Reaksi Padatan (Solid State Reaction Method)


Solid state reaction method adalah teknik pengolahan serbuk yang menghasilkan starting material yang homogen dengan cara mencampur bahan dasar. Salah satu metode untuk menghasilkan serbuk yang disintesis dengan solid state reaction adalah mechanical milling. Mechanical milling adalah proses solid state reaction dalam menghasilkan serbuk dengan cara welding, fracturing dan rewelding partikel serbuk dalam high-energy ball mill. Metode ini dapat digunakan untuk mempersiapkan paduan oxide-dispersion strengthened (ODS), paduan amorf, nanokristalin dan nanokomposit logamoksida.  


 
Beberapa langkah yang dilakukan dalam preparasi serbuk dengan cara solid state reaction secara konvensional adalah penggilingan dan pencampuran serbuk (milling and mixing of powder), kompaksi (compaction) yaitu mencetak serbuk dalam bentuk pellet dan pemanasan (sintering) yaitu memanaskan bahan di bawah titik lebur yang menyebabkan terjadinya solid state bonding dari partikel dan meningkatnya kekuatan bahan. 
Milling atau dikenal juga dengan sebutan blending adalah mencampur serbuk dengan komposisi kimia yang sama tetapi mempunyai ukuran partikel yang berbeda. Partikel dengan ukuran partikel berbeda biasanya dimilling untuk mengurangi porositas. Mixing adalah mengkombinasikan serbuk yang mempunyai unsur kimia berbeda. Salah satu keuntungan dari proses milling dan mixing adalah dapat mencapur berbagai macam logam dalam suatu paduan.  Kadang-kadang serbuk logam dimilling dengan menggunakan medium cair dan proses ini disebut sebagai wet milling. Jika tidak ada cairan yang terlibat dalam proses milling maka disebut dry milling. Telah dilaporkan bahwa wet milling adalah metode yang lebih baik dari pada dry milling untuk mendapatkan produk yang lebih halus karena molekul pelarut yang teradsorpsi pada permukaan partikel yang terbentuk dan mempunyai energi permukaan yang rendah. Selain itu, dengan menggunakan wet milling maka dihasilkan partikel serbuk yang tak teraglomerasi (less-agglomerated condition). Penelitian lain juga melaporkan bahwa kecepatan amorphization terjadi lebih cepat pada wet milling jika dibandingkan dengan dry milling. Adapun kelemahan dari wet milling adalah terjadinya kontaminasi pada serbuk karena menggunakan medium pelarut. Untuk itu, dalam penelitian perlu adanya pemilihan medium pelarut sesuai dengan starting material yang digunakan (Groover, 2010).
 









 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Metode Reaksi Padatan (Solid State Reaction Method)"

Post a Comment