Napabale adalah danau air asin terletak diantara desa korihi dan desa lohia sektar lima belas kilo meter dari Kota Raha, Ibu Kota Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi tenggara.Air danau sedalam satu setengah meter bila air laut surut dan 4 meter bila pasang.Airnya amat jernih berwarna kehijauan. Napabale berasal dua suku kata yaitu napa dan bale yang kalau diartikan secara lengkap adalah Pelabuhan dan tempat orang mengambil daun pandan muda yang memang nanyak tumbuh disekitar danau tersebut.
Danau Napabale berada diantara dinding-dingding bukit batu kapur dan dihubungkan dengan terowongan sepanjang lebih dari tiga puluh meter dan lebar sembilan meter ini menjadi jalur tetap para nelayan saat akan berangkat dan pulang melaut.
Konon pada abad kelima belas seorang gadis yang amat cantik di dalam terowongan ini, tanpa diketahui asal usulnya berlabuh ditempat ini dengan menumpang sebuah loyang, gadis itu kemudian dikenal sebagai sangke Palangga yang artinya orang yang menumpang loyang. Pada saat yang sama di Kota Muna ditemukan seorang lelaki tampan yang muncul dari rumpun bambu yang kemudian diberi nama beteno ne tobula yang artinya yang muncul dari bambu atau lebih dikenal dengan nama baizul Zaman.
Karena kehadiran kedua manusia tersebut dianggap aneh maka oleh tetua di Kota Muna diputuskan untuk memingit keduanya selama 7 hari. Sekeluarnya dari pingitan ternyata diketahui kalau sangke palangga telah hamil tua dan tidak lama lagi akan melahirkan.
Dan betapa terkejutnya para tetua masyarakat ketika Beteno Netombula mengakui kalau sangke palangga adalah istrinya yang dikawininya secara gaib, sedangkan bayI yang dikandungan Sangke Palangga adalah anaknya. Menurut cerita Beteno ne Tombula, Sangka Palangga adalah putri raja Luwuk yang dibuang orang tuannya karena hamil diluar nikah dan suaminya tidak diketahui. Beteno netombula alias baizul Zaman dengan kesaktiannya kemudian menyusul istrinya dan pertemuan mereka Pulau Muna seperti cerita diatas.
Karena kehadiran Beteno Ne Tombula dan Sangke Palangga dianggap mistik sehingga dan sudah menjadi takdir dari Yang Maha Kuasa, maka keduannya di nobatkan sebagai pemimpin ternggi di lingkungan komuntas masyarakat Muna. Beteno Ne Tombula yang dipercaya sebagai pemimpn tertinggi, kemudian menata administrasi organisasi dengan prinsip-prinsi pemerintahan yang moderen dan Beteno netombula alias Baizul Zaman sebagai sebagai Raja Pertama.
Beberapa kilometer dari napabale, ada sebuah situs purba yang terletak di ketinggan bukit. Kapur .Untuk menuju ketempat ini dibutuhkan usaha dan fisik yang kuat. Jalan setapak sepanjang lima kilo meter, tebing-tebing curam dan pucuk-pucuk karang yang tajam menjadi tantangan, yang menggeltik untuk dicoba.
Diatas sana, pada ketinggian dua ratus delapan puluh enam meter diatas permukaan laut, Gua Layang-layang tersembunyi dalam celah yang sepi.Gua yang menyerupa ceruk ini menyimpan lukisan karya manusia purba ribuan tahun lalu.
Napabale dan Gua prasejarah memang menarik. Namun orang Muna, perjalanan belum afdol, jika tidak mengunjungi Kota Muna tua. Yang di sebutkota Muna tua ini, hanyalah sebuah desa dilembah yang di kelilingi perbukitan.
Desa yang terkesan yang ditnggalkan ini, terletak sekitar tiga puluh kilo meter dari Kota raha, yang menjadi ibukota Kabupaten Muna sekarang. Seperti sebagian besar wilayah di pulau Muna, kota tua ini tidak memilki sumber mata air, sehingga tampak kering dan tanahnya merah.
Bicara Kota Muna tua, orang tidak bisa lepas dari cerita rakyat mengenai kapal Saweri Gading. Dari kentinggian Saweri Gading yang berada delaoan puluh meter dari atas tanah tersedia pemandangan indah dengan Kota Muna tua di kejauhan.
Bongkahan batu besar ini terdiri dari dua bagian yang dipercaya sebagai bekas palka yang satunya lagi bekas haluan. Dari atas terdapat jalan sempit yang menuju ke lorong-lorong di dalam batu, yang ternyata berongga. Orang Muna percaya, rongga yang terbagi-bagi atas beberapa ruang sempit itu, merupakan bekas kamar-kamar yang telah membatu.
Menurut cerita muna, kapal saweri Gading terdampar d tempat sekarang berada.Dikisahkan hanya ada tiga puluh orang awaknya yang selamat.Ketiga puluh orang ini dipercaya sebagai manusia pertama yang menghuni Pulau Muna.
Lima ratus meter dari kapal Saweri Gading,ada tiga bongkahan batu yang disebut Kontu Kowuna.Atau batu berbunga.Konon dari sinilah nama Kota Muna berasal.Muna semula berasal dari kata Wuna yang artinya bunga.
Seperti namanya,bongkahan batu padas ini memang dipenuhi oleh sejenis rumput berwarna putih tulang,sehinggah dari jauh bongkahan padas tersebut terkesan berbunga.
Konon dengan membawa bongkahan padas berumpt ini dan menyebut nama Kontu Kowuna,para prajurit ini pasti selamat dan selalu kembali.Kini setelah ratusan tahun berlalu ,orang Muna masih tetap mempercayai kesaktian Kontu Kowuna.
Banyak kisah indah di balik benda-benda diam ini.Terbawa oleh jaman,tanpa perubahan.Tersembunyi diantara sema dan dinding-dinding batu kapur Pulau Muna.Keindahan yang hanya dapat didekati oleh mereka,para penggali masa lalu.Petualang-petualang dengan rasa ingn tahu dan kemauan tang sama kuatnya.
Danau Napabale berada diantara dinding-dingding bukit batu kapur dan dihubungkan dengan terowongan sepanjang lebih dari tiga puluh meter dan lebar sembilan meter ini menjadi jalur tetap para nelayan saat akan berangkat dan pulang melaut.
Konon pada abad kelima belas seorang gadis yang amat cantik di dalam terowongan ini, tanpa diketahui asal usulnya berlabuh ditempat ini dengan menumpang sebuah loyang, gadis itu kemudian dikenal sebagai sangke Palangga yang artinya orang yang menumpang loyang. Pada saat yang sama di Kota Muna ditemukan seorang lelaki tampan yang muncul dari rumpun bambu yang kemudian diberi nama beteno ne tobula yang artinya yang muncul dari bambu atau lebih dikenal dengan nama baizul Zaman.
Karena kehadiran kedua manusia tersebut dianggap aneh maka oleh tetua di Kota Muna diputuskan untuk memingit keduanya selama 7 hari. Sekeluarnya dari pingitan ternyata diketahui kalau sangke palangga telah hamil tua dan tidak lama lagi akan melahirkan.
Dan betapa terkejutnya para tetua masyarakat ketika Beteno Netombula mengakui kalau sangke palangga adalah istrinya yang dikawininya secara gaib, sedangkan bayI yang dikandungan Sangke Palangga adalah anaknya. Menurut cerita Beteno ne Tombula, Sangka Palangga adalah putri raja Luwuk yang dibuang orang tuannya karena hamil diluar nikah dan suaminya tidak diketahui. Beteno netombula alias baizul Zaman dengan kesaktiannya kemudian menyusul istrinya dan pertemuan mereka Pulau Muna seperti cerita diatas.
Karena kehadiran Beteno Ne Tombula dan Sangke Palangga dianggap mistik sehingga dan sudah menjadi takdir dari Yang Maha Kuasa, maka keduannya di nobatkan sebagai pemimpin ternggi di lingkungan komuntas masyarakat Muna. Beteno Ne Tombula yang dipercaya sebagai pemimpn tertinggi, kemudian menata administrasi organisasi dengan prinsip-prinsi pemerintahan yang moderen dan Beteno netombula alias Baizul Zaman sebagai sebagai Raja Pertama.
Beberapa kilometer dari napabale, ada sebuah situs purba yang terletak di ketinggan bukit. Kapur .Untuk menuju ketempat ini dibutuhkan usaha dan fisik yang kuat. Jalan setapak sepanjang lima kilo meter, tebing-tebing curam dan pucuk-pucuk karang yang tajam menjadi tantangan, yang menggeltik untuk dicoba.
Diatas sana, pada ketinggian dua ratus delapan puluh enam meter diatas permukaan laut, Gua Layang-layang tersembunyi dalam celah yang sepi.Gua yang menyerupa ceruk ini menyimpan lukisan karya manusia purba ribuan tahun lalu.
Napabale dan Gua prasejarah memang menarik. Namun orang Muna, perjalanan belum afdol, jika tidak mengunjungi Kota Muna tua. Yang di sebutkota Muna tua ini, hanyalah sebuah desa dilembah yang di kelilingi perbukitan.
Desa yang terkesan yang ditnggalkan ini, terletak sekitar tiga puluh kilo meter dari Kota raha, yang menjadi ibukota Kabupaten Muna sekarang. Seperti sebagian besar wilayah di pulau Muna, kota tua ini tidak memilki sumber mata air, sehingga tampak kering dan tanahnya merah.
Bicara Kota Muna tua, orang tidak bisa lepas dari cerita rakyat mengenai kapal Saweri Gading. Dari kentinggian Saweri Gading yang berada delaoan puluh meter dari atas tanah tersedia pemandangan indah dengan Kota Muna tua di kejauhan.
Bongkahan batu besar ini terdiri dari dua bagian yang dipercaya sebagai bekas palka yang satunya lagi bekas haluan. Dari atas terdapat jalan sempit yang menuju ke lorong-lorong di dalam batu, yang ternyata berongga. Orang Muna percaya, rongga yang terbagi-bagi atas beberapa ruang sempit itu, merupakan bekas kamar-kamar yang telah membatu.
Menurut cerita muna, kapal saweri Gading terdampar d tempat sekarang berada.Dikisahkan hanya ada tiga puluh orang awaknya yang selamat.Ketiga puluh orang ini dipercaya sebagai manusia pertama yang menghuni Pulau Muna.
Lima ratus meter dari kapal Saweri Gading,ada tiga bongkahan batu yang disebut Kontu Kowuna.Atau batu berbunga.Konon dari sinilah nama Kota Muna berasal.Muna semula berasal dari kata Wuna yang artinya bunga.
Seperti namanya,bongkahan batu padas ini memang dipenuhi oleh sejenis rumput berwarna putih tulang,sehinggah dari jauh bongkahan padas tersebut terkesan berbunga.
Konon dengan membawa bongkahan padas berumpt ini dan menyebut nama Kontu Kowuna,para prajurit ini pasti selamat dan selalu kembali.Kini setelah ratusan tahun berlalu ,orang Muna masih tetap mempercayai kesaktian Kontu Kowuna.
Banyak kisah indah di balik benda-benda diam ini.Terbawa oleh jaman,tanpa perubahan.Tersembunyi diantara sema dan dinding-dinding batu kapur Pulau Muna.Keindahan yang hanya dapat didekati oleh mereka,para penggali masa lalu.Petualang-petualang dengan rasa ingn tahu dan kemauan tang sama kuatnya.
0 Response to "NAPABALE, DANAU AIR ASIN DENGAN TEROWONGAN ALAM MENUJU LAUT"
Post a Comment