A. SUNATAN / KANGKILO
Kangkilo adalah pembersihan diri dan mempertebal keimanan kepada allah swt. Kangkilo sudah lama di lakukan sejak zaman rasulullah SAW. Dalam adat muna, kangkilo di lakukan berdasarkan hukum-hukum yang telah di tetapkan oleh orang-orang tua/para tetua adat di muna sejak dulu (pada saat ajaran islam masuk ke daerah muna di zaman kerajaan).
Syarat-syarat kangkilo :
1. Orang yang akan di kangkilo, di mandikan terlebih dahulu sebelum di islamkan/sunat/kangkilo.
2. Menyiapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk proses kangkilo atau sunatan
a. Pisau yang tajam (atau telah di tajamkan), fungsinya yaitu untuk memudahkan jalannya sunatan saat pengirisan kulit penis (kemaluan).
b. Menyiapkan kelapa muda yang telah di potong dan di dalamnya masih terdapat air.
c. Menyiapkan air / air kelapa / air jeruk nipis. Fungsinya untuk mencuci penis/vagina yang sudah luka.
d. Rotan/bamboo, fungsinya untuk menjepit ujung kemaluan (penis) bagi anak laki-laki.
e. Sabut kelapa, fungsinya sebagai tempat penancapan pisau yang di gunakan untuk proses kangkilo.
f. Semangkuk beras fungsinya untuk diberikan kepada orang yang mendampingi sunatan.
3. Ada seorang yang di tugaskan untuk memangku anak yang akan di kangkilo fungsinya orang tersebut untuk memudahkan jalannya proses kangkilo (sunatan). Orang yang mendampingi/memangku anak yang di kangkilo ini sesuai dengan jenis kelaminnya, misalnya anak laki-laki di pangku oleh laki-laki dewasa/remaja yang masih memiliki kedua orang tua
4. Setelah selesai proses kangkilo di teruskan dengan membaca salawat nabi Muhammad sallawlah alaihi wasallam untuk orang yang di sunat. Tujuannya shalawat di kumandangkan sebagai penolak bala dan juga sebagai doa untuk keselamatan keluarga serta anak yang di kangkilo (baik itu perempuan maupun laki-laki).
Sebagai catatan bahwa semangkuk beras yang di atasnya di taruhkan sebiji telur yang di berikan kepada orang yang memangku anak yang di kangkilo itu (baik itu perempuan maupun laki-laki) hal ini bertujuan sebagai bayaran untuk orang yang memangku.
B. Kampua (aqiqah)
Kampua adalah proses pemotongan rambut anak yang berumur 40 hari. Dalam adat muna kampua atau aqiqah, berbeda dengan prosesi aqiqah pada umumnya (daerah lain).
Adapun syarat-syarat kampua ialah :
1. Wajib ada seorang imam/modhi (imam dalam masyarakat muna) yang bertugas untuk memimpin jalanya prosesi kampua
2. Menyiapkan alat-alat yang akan di gunakan untuk prosesi kampua :
a. Pisau atau gunting yang berfungsi untuk memotong rambut sang anak yang akan di kampua.
b. Air/air kelapa muda, berfungsi sebagai alat membasuh kepala sang bayi.
c. kelapa yang telah di bentuk, baik itu perempuan maupun laki-laki. Untuk laki-laki kelapa tersebut di bentuk menyerupai segi lima atau segi tiga. Sedangkan untuk perempuan kelapa di bentuk menyerupai segi empat. Kelapa tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan helai rambut bayi yang telah di cukur atau di potong.
d. Menyiapkan pisang sebanyak 44 buah bagi anak laki-laki dan menyiapkan ketupat sebanyak 44 buah pula, maknanya pisang merupakan symbol bagi jenis kelamin laki-laki dan ketupat melambangkan jenis kelamin untuk wanita dalam adat muna.
e. Pembakaran dupa, prosesi ini merupakan prosesi yang melambangkan unsure perumpamaan dari kejadian manusia.
f. Segenggam tanah, merupakan salah satu syarat sakral dari prosesi kampua menurut adat muna. Maknanya tanah merupakan penciptaan manusia.
Setelah syarat-syarat kampua telah tersedia maka akan di lanjutkan dengan prosesi kampua :
1. Membakar dupa, diiringi membaca doa pembuka yang di lakukan oleh seorang modhi atau imam.
2. Setelah itu di lanjutkan dengan Pemotongan rambut, bagi laki-laki rambut yang di potong mulai ubun-ubun, samping kiri, kanan, dan belakang kepala. Sedangkan untuk wanita bagian rambut yang di potong yaitu bagian kiri dan kanan saja.
3. Kemudian helai rambut yang telah di potong tadi di simpan di kelapa yang di bentuk dan berisi air tadi.
4. Selanjutnya segenggam tanah yang telah di siapkan tadi diletakan pada beberapa bagian tubuh sang bayi yaitu : dahi, kedua telinga, kedua mata,bibir, kedua bahu, kedua siku, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua mata kaki. Maknanya yakni peletakkan tanah di dahi yaitu agar sang bayi mendapat pemikiran yang baik, kembali pada illahi dan nur Muhammad. Pada telinga agar sang bayi mendengar hal-hal yang baik saja. Pada mata bermakna sang bayi hanya melihat hal-hal yang baik saja. Begitu pula seterusnya hingga pada bagian mata kaki memiliki makna yang sama (makna baik).
5. Setelah itu di lanjutkan dengan membaca shalawat nabi yang di pimpin oleh modhi/imam yang di ikuti oleh semua orang yang hadir dalam prosesi kampua. Setelah semua prosesi selesai, air kelapa tempat penyimpanan helai rambut bayi yang telah dimasukkan tadi, di basuhkan ke rambut sang bayi dan sisanya di tumpahkan dan di basuhkan di rambut sang ibu. Hal ini bermakna, supaya menghilangkan bala dan menjauhkan bayi dari bahaya (dan juga keluarga).
Catatan
Bentuk kelapa yang menyerupai segi lima bermakna yaitu bahwa manusia di ciptakan dari 4 unsur yakni tanah, air, api, dan angin dan untuk sudut yang kelima berasal dari allah SWT.
Sebaiknya pisang yang di gunakan merupakan jenis pisang raja dan pisang susu.alasan kelapa sering digunakan dalam prosesi adat muna baik itu dalam prosesi kongkilo dan kampua, karena kelapa dalam budaya muna dianggap sebagai buah yang baik, karena semua bagiannya dapat di gunakan dan sifat kelapa yang selalu bias tumbuh di mana saja. sehingga dalam adat muna, buah kelapa sering dipergunakan untuk upacara adat muna.
---------------------------------------BAHASA MUNA ----------------------------------------
---------------------------------------BAHASA MUNA ----------------------------------------
A. KANGKILO
Kangkilo manano kafokanggelahi wuto no potubharigho imani nekakawasa.kangkilo nomponamo do dhalanie niho dhamanino rasulullah saw.welo adhatino wuna kankilo do dhalanie no kodasarigho hukumu-hukumu numandomo maigho ne kamokula-kamokula adhati ndiho waono.
1. Anahi so nikangkilo do kadiue dekiminaho dofo islamue/kangkilo.
2. Dofotantaagho alati somie tingkilono :
a. piso morokono(padamo do forokoe),mananono mudanemo kangkilo do bhelaiemaitu.
b. defosiapu kalembungo pada kabhensi we lalono nando oeno
c. defosiapu oe/oeno kalembungo/oeno lemo nipi/.manano de fekanggelahi kamoghaneha/karobhineha.
d. ghue manao so do fo ghati kamoghaneha.
e. bhenu patujhuno so kainteha no piso so do fokangkilogho
f. sepiri pae ne bhalobhu patujhuno so dofowane mie fodampingino kangkilo
3. Nando semie ni wagho tugasi sofoghawine anahi so ni kangkilo patujhuno mie maitu so no fomudagho jhalano kangkilo.mie fo dampingino/foghawine anahi ni kangkilo nokodasargho anahi moghane,bhahi anahi robhine. Moghane ni kangkilo foghawino moghane dua,anahi robhine ni kangkilo fo ghawino bhe fo kangkilono robhine dua.
4. Ane pada do fokangkilo do folansue bhe salawat nabi muhamat saw.so ni anahi ni kangkilo.patujuno salawati do pke so ko kafoilaino bala bhe kasalamti,keluarga bhe anahi ni kangkilo robhine bhahi moghane.
5. Sepiri pae tewawono do teie sehghonu ghunteli so ni wagho fokawino anahi ni kangkilo robhine bhahi moghane no ko patujugho kafobayara fo ghawino.
B. KAMPUA
Kampua manano kakuruno wulufotu anahi ko umuruno fato fulu gholeo.welo adhatino wuna kampua,no pohala bhe adhatino kampua liwu sigahno.
Sarati-saratino kampua :
1. tabea nando semie modhi.
2. defosiapu alati so ni pake kampua :
· piso/gunti,so ni pakeane de gunti wulu fotuno anahi so ni kampua
· oe/oe kalembungo,so ni pake de foghodogho wulu fotuno anahi
· Ghai nihobpda ni bhensi,moghane bahi robhine.so moghane ghai maitu do bensie nembali segilima bahi segi tiga,ane robhine ghai do bensie nembali segi empat.so nitei wulu fotuno anahi iho pada ni kuru.
· Defosiapu kalei fato fulu fato ghonu sa anahhi magaahne,katopa so robhine,kale welo adhatino wuna manano kamoghanehano moghane welo adhatino wuna,katopa manano karobhinhano robhine
· katununo dupa,sarati ini nokoartiane unsur kadhadino manusia
3. Sepudu wite,sarati mo ghosano ne kampua we adhatino wuno,manano asalano manusia
Ane nolengkapumo sarat-saratino kampua,hukumu-hukumu sonidhalanie :
1. De kanunu dupa ,bhe de bhasane dhoa o modhi,pada itu do folansue kakuruno wulu fotu, Ane moghane wulu fotu ni gunti no tanda ne hinde suana kema bhe we kundo fotu Ane robhine wulu fotu ni gunti no tanda we kema bhe sauna kaawu. wulu fotu pda ni gunti do teie welo oeno kalembungo.
2. sepundu wite nifosiapu do tandae we ghuluno anahi. Do tandae we hinde,we mata,we wiwi,we ghowea,we siku,we lima,we tu,we maano ghaghe. Manono katandano wite we hindenokofekirigho anahi mo kesano,do fekiri kakawasa bhe muhamad, We pongke manano,oanahi nagha no fetingkeghopogauno kamokula(pogau meta’ano), We mata manano,oanahi nagha noworagho metaano We wiwi manano, anahi maitu nobisaragho meta’ano kaawu.
3. Anahi ni kampua de basane salawat do pimpinie modhi,do angkafie bhe mie numandono we kampua.
Nopada kaawu kampua,oeno wulu fotu do foghodoane we wulu fotuno anahi,kabhilahano do foghodoane we wulu fotuno inano anahi. nokopadhuanemo no feiliane bala anahi bhe bhasitie.
Segi lima we ghai manano o mie maitu no maigho ne fato unsure kadadiha Maigho ne wite, ne oe, ne kawea, neifi, bhe maighono nekakawasa swt.
Kalei ni pake mokesano no maighob ne kalei siladha, bhe kalei susu
Kalei ni pake mokesano no maighob ne kalei siladha, bhe kalei susu
0 Response to "Prosesi Adat Kangkilo dan Kampua Suku Muna"
Post a Comment